Setidaknya ada 4 peristiwa yang saya catat dalam catatan saya di bulan Mei 2008. Indonesia mungkin menurut saya layaknya sinetron panjang yang terulang dimana selalu berganti aktor dan sutradara. Awal Mei kita sudah diguncangkan dengan penodaan Islam dengan Ahmadiyah yang notaben-nya telah difatwa sesat lebih 25 tahun silam oleh MUI. Kemudian selang beberapa hari kita sejenak dihibur dengan Piala Thomas yang di-Uber. Alhamdulillah Timnas Putri melebihi target yang dicanangkan. Tidak lama kemudian digelarlah ritual akbar 100 tahun kebangkitan nasional negara Indonesia. Wah..agak aneh terdengar, di tengah harga dolar yang turun naik di kelas 9000, Pemerintah kita malah menginfakkan anggaran untuk melakukan ritual pemborosan seperti itu. Saya rasa masih banyak cara untuk memperingati 100 tahun seperti perlombaan ilmiah, beasiswa pendidikan atau acara yang bersifat memelihara kebudayaan asli Indonesia yang mana sudah dibajak negara tetangga. Tidak berhenti sampai disitu, Pemerintah pun memberikan "kado" di penghujung Mei dengan kembali menaikkan haarga bahan bakar minyak (BBM). Rakyat menjerit dan sakit. Tapi jangan khawatir, diprediksikan angka kemiskinan akan turun. Bagaimana tidak, setiap warga negara yang menyandang label miskin, akan mengalami dampak yang jelas. Bisa jadi dengan tidak makan akan mengurangi frekuensi makan dan lambat laun akan meninggal. Tuh kan benar juga anggapan angka kemiskinan akan turun. Awal Juni, bentrokan antara kelompok yang menyatakan Kebebasan beragama mengorasikan agar Ahmadiyah tidak dibubarkan dengan dalih Hak Asasi Manusia (HAM). Ah..saya jadi bingung, HAM yang mana yang dilanggar. Islam kan dengan jelas mengakui Rasululloh Muhammad SAW sebagai Rasul dan Nabi terakhir kenapa ada "model" lain lagi? Bukankah ini yang melanggar? Semoga ini membuat kita terbuka tentang "embel-embel" HAM di Indonesia khususnya. Campur tangan asing sebagai investor (masalah) menjadi faktor yang penting dalam mengungkap sinetron Indonesia di bulan Mei 2008. Bentrokan FPI dengan AKKBB bukan hanya semata-maata "kebetulan" tetapi grand skenario yang baik. Memang sudah dikatakan jelas bahwa Protokol Zionis tetap tertanam dalam jiwa Yahudi untuk melawan Islam dengan segala cara dan segala bentuknya. Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan istiqomah untuk berjuang menegakkan din-Nya. Wallohu'alam
Wassalamu'alaykum Wr. Wb.