October 31, 2010

October 31, 2010

Apakah ini adzab, ujian atau cobaan ?

Saudaraku yang dirahmati Allah SWT,

Tragedi Oktober berdarah. Mungkin ini yang dapat mewakili Indonesia bulan Oktober tahun ini. Sedih memang. Saya hanya mencoba sharing dari sedikit yang bisa dilakukan. Setidaknya masih ada korelasi dengan semangat 28 Oktober untuk Indonesia.

Belum kering duka Indonesia atas bencana banjir bandang yang melanda Kabupaten Wasior, Provinsi Papua, Indonesia dikejutkan dengan gempa 7.2 (USGS mencatat 7.7) dan tsunami di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat. Selang beberapa jam kemudian gunung Merapi tidak lagi ‘batuk’ waspada, namun merapi sudah erupsi dan memakan sedikitnya korban 30 jiwa. Di antara runtutan bencana tadi, ibukota negara, Jakarta mengalami banjir (rutin) yang terbesar selama 3 tahun terakhir ini. Semua kejadian tersebut berkaitan erat dengan alam.

Kejadian ini menuntut kita untuk evaluasi (muhasabah) terhadap apa yang telah kita lakukan. Mungkin sebagian dari kita (atau bahkan sebagian besar) menganggap bencana yang terjadi merupakan adzab Allah terhadap bangsa ini. Saya belum yakin benar jika ini merupakan adzab Allah SWT atas apa yang telah dilakukan. Karena untuk menghakimi bahwa ini adzab perlu diyakini dengan evaluasi. Ya, yang jelas ini memerlukan evaluasi. Allah mengkaruniakan nikmat kepada kita begitu banyak. Allah memberikan rahmatNya kepada hambaNya dengan ujian, cobaan, dan adzab yang diberikan. Jika ini ujian, berapa banyak orang beriman di negeri ini ? Jika ini merupakan cobaan, cobaan kepada siapa ? Dan jika ini adzab untuk bangsa Indonesia, maka dosa mana yang Allah balas ‘tunai’ beruntun di Indonesia ? Ah, rasanya jika saya menghakimi dengan adzab, saya merasa belum pantas, karena bisa jadi mereka yang menjadi korban iman dan taqwanya lebih baik dari kita.

Sekitar tahun 2007 lalu, hal serupa juga terjadi. Gunung Merapi mengalami erupsi dengan jangka waktu yang lebih lama (± 1 bulan), kemudian tak lama terjadi gempa di pantai selatan Jawa (Pangandaran, Bantul). Korban pun berjatuhan.

Sedikit cerita, tahun 2007 lalu saya sedang bertugas ke melakukan pengukuran deformasi bumi di Gn. Anak Krakatau. Waktu itu ombak begitu besar, bahkan sampai dermaga yang kami singgahi sebelumnya hancur. Saya baru tahu kalau saat itu terjadi gempa di selatan Jawa. Tahun 2009 gempa besar terjadi di Padang, dan saya ditugaskan ke Pulau Pagai, Kep. Mentawai untuk melakukan pengukuran pergeseran yang terjadi. Perjalanan panjang ditempuh ± 14 jam dengan kapal laut. Panjang dan melelahkan (juga membosankan). Ketika tiba di Pagai Selatan saya sempat ngobrol dengan turis dari Australia yang setiap tahunnya rajin ke Mentawai hanya untuk surfing. Dia mengatakan ombak disini (Mentawai, red) lebih baik dari Bali. Dan benar, saya mendapatkan data dari Dinas Administrasi Pelabuhan bahwa turis asing lebih menyukai surfing di Mentawai dibandingkan Bali. Tahun 2009 pernah ada kasus salah satu pulau di mentawai yang dijual di Internet. Disanalah tempat yang masyhur untuk surfing. Kemarin saya betugas di Sorong, Papua Barat dan mendapat informasi langsung dari pejabat yang mengunjungi bersama Presiden terkait bencana di Wasior. sungguh memilukan. Ada seorang yang bertahan di pohon namun seng atap rumah menyambarnya mengenai setengah dari badannya. Innalillahi wa inna ilayhi roji'un...

Saudaraku yang dirahmati Allah SWT,

Mungkin Allah terlalu sayang terhadap kita, sehingga musibah ini diharapkan dapat mengembalikan kita pada jalan yang benar.

Jika penduduk negeri ini beriman dan bertaqwa, pasti akan kami berikan berkah dari bumi dan langit, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami), maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Maka apakah penduduk negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan kami di malam hari di waktu mereka sedang tidur ?” (Qs:Al A’raf : 96-97)

Gempa yang terjadi di Kep. Mentawai bisa jadi akan menimbulkan dampak pada gunung merapi-gunung merapi yang ada di Sumatera dan Jawa. Hal ini terjadi karena desakan akibat pergerakan lempeng bumi yang terjadi kemarin. Kita ketahui bahwa Indonesia merupakan jalur gunung terusan gunung merapi dari Eurasia. Sederhananya adalah sepanjang jalur gempa maka sepanjang itu ada gunung. Jika tidak ada gunung, entahlah seberapa seringnya kita mengalami gempa. Ya, itulah kebesaran dan kasih sayang yang Allah berikan kepada kita di Bumi. Pagi ini (30/10) kita mendengar sedikitnya 18 gunung merapi berstatus waspada, termasuk gunung Anak Krakatau.

Saya coba ambil dari bukunya The Qur’aan and Modern Science (Dr. Zakir Naik, 2000) :

Have We not made The earth as a wide Expanse, And the mountains as pegs?”

The word awtad means stakes or pegs (like those used to anchor a tent); they are the deep foundations of geological folds.

”Bukankah gunung itu kami jadikan hamparan, Dan kami jadikan gunung sebagai pasak” (Qs:78:6-7)

Semoga setiap musibah yang terjadi menjadi ibrah (pelajaran) berharga. Khawatir kita kurang bersyukur atas nikmat yang diberikan. Khawatir kita lalai atas kewajiban yang ahrus ditunaikan. Khawatir kita lupa terhadap hak-hak kaum fakir. Khawatir kita akan kewajiban sebagai khalifah di bumi, sehingga ketika alam pun menegur, kita menjawab, “kami melakukan bagian dari perbaikan”.

Dan ketika Rabbmu memaklumkanmu, barang siapa yang bersyukur maka akan Kutambah nikmatKu, dan barang siapa yang ingkar atas nikmatKu, sungguh adzabKu sangat pedih” (Qs:14:7)

Semoga bermanfaat dan menjadi bahan renungan kita dalam menuju perbaikan diri.

Tetap dalam perjoeangan...!!!

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates